Sabtu, 14 November 2009

"Sejarah Perkembangan Antopologi Kesehatan"

Membicarakan sejarah munculnya dan perkembangan Antropologi Kesehatan, maka saya harus melihat dari awal mula munculnya istilah ini dan penelitian-penelitian mengenai hal ini. Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut urutan waktu
cetusannya:

Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum
sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi.

Pengertian Antropologi

Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

[sunting] Definisi Antropologi menurut para ahli

  • William A. Havilan: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  • David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
  • Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

[sunting] Sejarah

Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

[sunting] Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.

Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

[sunting] Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

[sunting] Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

[sunting] Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

KASUS CICAK VS BUAYA

KASUS CICAK VS BUAYA adalah kompromi semua pihak yang mengorbankan kambing hitam. Ada kecurigaan: sangat berlebihannya, hebohnya kasus ini adalah by desaign untuk mengalihkan perhatian publik dari ancaman kejahatan yang lebih besar bagi negeri ini:dikuasainya posisi-posisi dikabinet yang sarat dengan interest asing (Asean dan USA). komposisi kabinet SBY sekarang ini sangat akomodatif terhadap hajat opportunistis partai-partai penguasa (70%). Meski banyak yang berharap kasus KPK ini bisa menjadi tema menggalang bangkitnya perlawanan people power, perlawanan thd korupsi tetap hanya komoditas politik. Sebelum koruptor Agung: Soeharto dinyatakan perbuatan masa lalunya adalah korupsi terbesar bangsa ini, takkan ada upaya anti korupsi yang jujur. Issu KPK ini jaraknya terlalu jauh dari sensasi publik untuk bisa menjadi tema mobilisasi people power (seperti jatuhnya soeharto&Soekarno), impeachment by the legislative jatuhnya Gusdur. peluang pemberantasan korupsi di kabinet juga peluangnya kecil. DPR apalagi (raja-rajanya korupsi berkumpul disana) !

PENGERTIAN, PROSES LAHIRNYA, DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI TEKNOLOGI

"PENGERTIAN, PROSES LAHIRNYA, DAN DAMPAK SOSIAL" EKONOMI TEKNOLOGI

Sosiologi Alih Teknologi ini bermaksud memperkenalkanberbagai dimensi yang terkait dengan konsep teknologi. Untuk memudahkan, kuliah ini akan dibagi dalam beberapa pokok bahasan. Pertama, Saudara akan diperkenalkan dengan pengertian konsep teknologi. Dalam membahas aspek ini, Saudara tidak hanya dibawa untuk memahami teknologi yang merujuk pada benda nyata (konkret), tetapi juga akan diperkenalkan segi abstrak teknologi. Dalam kaitan ini, teknologi dilihat sebagai proses penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasan kedua akan berisikan diskusi mengenai teknologi sebagai produk sosial. Cara pandang ini bertumpu pada pemahaman bahwa teknologi tidak jatuh begitu saja dari langit. Seperti kita ketahui, dibalik ditemukan dan dikembangkan sebuah teknologi tertentu, sesungguhnya terdapat proses proses sosial yang melatarbelakanginya. Sebagai contoh, penemuan teknologi baru terkait dengan adanya sistem imbalan (reward) material atau sosial. Secara lebih spesifik, Hak cipta umpamanya, dapat menjadi salah satu faktor pendorong penemuan dan pengembangan suatu teknologi baru, karena hal initerkait dengan keuntungan baik yang bersifat material maupun sosial yang akan mereka raih. Seorang ilmuwan dapat meraih kedudukan sosial yang tinggi apabila dia berhasil menemukan atau mengembangkan suatu teknologi baru.

Teknologi

Masih ingatkah Saudara apa yang dimaksud dengan tindakan sosial?Barangkali Saudara lelah mengetahui dari kuliah Pengantar Sosiologi, bahwa tindakan sosial adalah sebuah perilaku yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan ditujukan pada orang lain. Jadi fokusnya pada masalah motif, dan bukan semata-mata perilakunya. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang sedang bernyanyi di kamar mandi tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut ditujukan untuk mengusir ras, sepi dan menghibur diri sendiri tetapi jika ia bernyanyi ditujukan untuk menarik perhatian orang lain di sekitarnya, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan sosial.

Sebagai sebuah konsep, tindakan sosial memiliki kategori-kategori tertentu yang dapat digunakan sebagai alat analisis. Namun karena modul ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan teori-teori sosiologi, sebaiknya Anda memahami klasifikasi tipe ideal tindakan sosial dalam modul Pengantar dan Teori Sosiologi. Dalam kaitannya dengan ini, dapat dikatakan bahwa para penemu dan pengembang teknologi pada umumnya didorong oleh motif sosial tertentu. Thomas Alva Edison dan James Watt misalnya, menemukan bola lampu pijar dan mesin uap karena terdorong untuk mencari nafkah, menghidupi diri dan anak istrinya. Dan ada kelanjutannya, mereka terus menciptakan teknologi baru karena didorong untuk mempertahankan prestise sosial yang telah mereka raih. Dalam kaitan ini mereka berkarya agar orang lain tetap menghargainya sebagai seorang penemu dan pengembang teknologi yang brilian.

Penemuan dan pengembangan suatu teknologi baru memiliki kemampuan untuk mengubah tatanan masyarakat baik secara evolusioner maupun revolusioner. Sebagai contoh, andaikan cangkul dan bajak tidak ditemukan oleh masyarakat Mesopotamia, mungkin sampai saat ini manusia masih belum bisa melakukan kegiatan pertanian modern. Contoh lain, seandainya Edison tidak menemukan manfaat praktis listrik, mungkin sampai saat ini masih menggunakan alat penerang tradisional.

Pembahasan alih teknologi secara rinci dilakukan berdasarkan pada dua argumen berikut. Pertama, alih teknologi merupakan issue yang paling dalam kehidupan masyarakat modern di era globalisasi. Tidak ada satu pun masyarakat yang tidak melakukan proses alih teknologi, baik yang melibatkan sektor swasta maupun pemerintah. Oleh sebab itu, banyak studi tentang alih teknologi yang memfokuskan diri pada tata cara, konteks dan manfaat alih teknologi.

Kedua, proses alih teknologi ternyata juga mengalami benturan nilai. Gejala ini terkait dengan pandangan bahwa teknologi merupakan produk sosial yang bersifat khas, serta merefleksikan tatanan sosio-kultural masyarakat tersebut. Sebagai contoh, suatu masyarakat petani tradisional yang menggunakan teknologi traktor dalam proses membajak lahan, akan berhadapan dengan buruh ini dan pemilik kerbau sebelumnya. Proses alih teknologi ini pada akhirnya akan merubah cara pandang petani tradisional terhadap petani yang lain. Cara pandang mereka menjadi lebih komersial. Bila sebelumnya seorang petani tradisional mempekerjakan buruh tani lantaran pertimbangan emosional, maka ketika ia menggunakan teknologi traktor, pertimbangan tersebut menjadi pudar dan digantikan oleh pertimbangan-pertimbangan yang lebih rasional.

Pengertian Teknologi

Teknologi tidak dapat hanya dipahami sebagai benda-benda konkret saja, seperti mesin, alat, perkakas dan lain sebagainya. Seperti terlihat dari awal katanya, teknologi adalah sebuah ilmu, yaitu ilmu untuk membuat suatu alat, perkakas, mesin atau bentuk-bentuk konkret lainnya (sebagai penerapan kaidah dan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan) untuk memudahkan aktivitas atau pekerjaan manusia. Dengan demikian, teknologi itu, mempunyai empat komponen utama (1) pengetahuan, yaitu seperangkat gagasan bagaimana mengerjakan sesuatu, (2) tujuan, untuk apa “sesuatu” tersebut digunakan, (3) Aktivitasnya harus terpola dan terorganisasi, dan, (4) lingkungan pendukung agar aktivitas itu dapat berjalan efektif.

Pada bentuknya yang paling sederhana, khususnya pada masyarakat berburu dan meramu dan masyarakat tradisional, pembentukan teknologi lebih didorong oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Manusia butuh makanan mereka membuat dan mengembangkan tombak dan panah sebagai alat berburu.

Pada masa sekarang, prinsip teknologi sebagai alat (kepanjangan tangan) manusia masih terus berlanjut. Prinsip ini dapat dijumpai pada tang, obeng dan sepeda, meskipun nuansanya lebih canggih dari pada masa sebelumnya. Secara prinsip, bentuk maupun kegunaan, teknologi modern berkembang sangat pesat. Hal itu dikarenakan teknologi tersebut merupakan penerapan praktis prinsip-prinsip ilmu pengetahuan modern. Sebagai contoh, bola lampu pijar dan telepon adalah penerapan praktis teori listrik Faraday dalam kehidupan sehari-hari.

Dari segi penggunaannya, teknologi ada yang bersifat individual dan ada pula teknologi yang bersifat kolektif. Tipe teknologi pertama dapat kita jumpai pada obeng, tang dan sepeda. Prinsip mana tipe teknologi ini adalah sebagai alat atau kepanjangan tangan manusia. Tangan kita, jelas sulit untuk mencabut paku atau menancapkan mur. Karena itu dibuatlah obeng dan tang untuk memudahkan pekerjaan. Demikian pula sepeda adalah alat untuk mempercepat perjalanan kita.

Sedangkan teknologi yang bersifat kolektif adalah teknologi yang dalam penggunaannya harus dilakukan secara bersama-sama. Televisi, baru bisa kita nikmati setelah dikelola secara kolektif. Ada acara yang disajikan. Harus ada stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut Penyusunan acara dan penyiaran acara televisi tersebut oleh stasiun televisi sudah tentu melibatkan banyak orang. Teknologi yang bersifat kolektif ini juga dapat dijumpai pada pabrik-pabrik yang menghasilkan satu barang. Dalam proses pembuatan mobil misalnya, secanggih apa pun sebuah teknologi yang dipergunakan harus melibatkan banyak orang. Ada sebagian orang yang memasang bagian tertentu dan sebagian lainnya mengecat; sementara yang lain melakukan finishing. Dengan kata lain, dalam proses teknologi yang bersifat kolektif tersebut terkaiterat dengan soal manajemen atau suatu sistem produksi.

Proses Lahirnya Teknologi

Teknologi yang paling awal ditemukan berbentuk perkakas dari batu(tombak, pisau). Dalam perkembangan selanjutnya ditemukan teknologi besi (pisau logam). Sampai akhirnya ditemukan pula teknologi mesin yang mengolah tenaga dari alam (air dan angin) untuk menggerakkan dirinya. Semakin tinggi teknologi mesin, semakin sedikit pula intervensi manusia. Mesin modern harus dikendalikan oleh sekelompok manusia yang terorganisir dan terlatih. Berbeda dengan teknologi batu di mana teknologi diperlukan sebagai `pembantu”. dan teknologi besi di mana teknologi diperlukan sebagai `kawan”, maka pada, tahap teknologi mesin, teknologi harus ditundukkan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Pada masyarakat modern. kesadaran antroposentrisme, menjadi faktor pendorong temuan berbagai teknologi, terutama teknologi material.

Dampak Sosial Ekonomi Teknologi

Teknologi memiliki wajah yang revolusioner. Meskipun banyak pendapat mengenai peran teknologi dalam masyarakat, namun satu hal yang pokok bahwa teknologi merupakan salah satu faktor yang dapat mengubah tatanan suatu masyarakat sehingga memiliki wajah yang lain sama sekali. Demikianlah ketika ditemukan teknologi peleburan besicangkul, dan baju, lahirlah revolusi pertama dalam sejarah manusia, yaitu pertanian.

Dan ketika mesin uap ditemukan dan kemudian menjadi motor penggerak mesin-mesin di pabrik, lagi-lagi teknologi menjadi salah satu faktor terjadinya revolusi industri.

Namun dari segi-segi tertentu, teknologi telah membuat massifikasi sehingga menghilangkan ciri khas personal dalam sebuah produk.

Dampak sosial teknologi jauh sekali terasa bila melalui proses alih teknologi. Penggunaan sebuah teknologi baru (yang belum tentu sesuai dengan karakter lokal) menuntut penyesuaian struktur sosial budaya dengan cepat. Akibatnya, masyarakat tersebut akan mengalami suatu kondisi kritis yang dapat berujung pada integrasi baru, bahkan malah desintegrasi.

TEKNOLOGI PRASEJARAH, TEKNOLOGI TRADISIONAL, DAN TEKNOLOGI MODERN

Teknologi pada Masyarakat Prasejarah
Pada kelompok masyarakat tradisional berburu dan meramu sudah mengenal pembagian kerja menurut jenis kelamin dan kelompok umur. Lelaki berburu sedangkan perempuan meramu. Teknologi yang berkembang pada masa itu adalah teknologi berburu dan meramu tahap Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!awal (paleolitik), tahap menengah (mesolitik), dan tahap akhir (neolitik). Teknologi yang berkembang pada tahap akhir ini disebut juga paleometalik, yaitu tradisi logam awal (perunggu, dan besi) Untuk mengantisipasi krisis makanan mereka mengembangkan teknologi pertanian sistem ladang berpindah.

Teknologi pada Masyarakat Tradisional
Perkembangan teknologi dalam masyarakat tradisional tidak terlalu pesat, meskipun tidak selambat dalam masyarakat ladang berpindah apalagi masyarakat berburu dan meramu. Inovasi terpenting teknologi tradisional adalah dari sudut bahan dasar dan fungsi. Bahan dasar teknologi tradisional adalah dari logam, sementara dari fungsinya teknologi tradisional tidak hanya sebatas sebagai kepanjangan tangan saja, tetapi sudah menjadi kepanjangan seluruh tubuh.

Teknologi pada Masyarakat Modern

Pada masyarakat modern teknologi telah mendapatkan wujud dan maknanya yang nyaris berbeda seratus persen dari teknologi masyarakat tradisional. Sekurang-kurangnya terdapat 6 ciri utama teknologi modern.

Pertama, teknologi modern adalah teknologi yang telah melepaskan dirinya dari pasokan energi alam (seperti air dan angin). Teknologi modern adalah teknologi yang mampu menghasilkan sumber tenaganya sendiri Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Kedua, dari aspek motif, teknologi modern lahir dan terdorong oleh hasrat untuk menguasai alam. Penemuan-penemuan teknologi modern selalu dimaknai kemenangan manusia atas alam. Ketika alat transportasi modern berhasil ditemukan dan dikembangkan (seperti kereta api, kapal taut, mobil dan pesawat terbang) sebagai salah satu contoh manusia modern merasa seolah-olah telah berhasil memperpendek jarak. Persepsi tentang jarak pun berubah. Dengan transportasi modern, jarak relatif tidak menjadi hambatan bagi manusia modern .

Ketiga, teknologi modern juga dicirikan oleh orientasinya yang serba komersial. Aspek mi merupakan ciri yang membedakan teknologi modern dengan teknologi tradisional. Pada masyarakat berburu dan meramu, dan masyarakat tradisional yang paling awal penemuan dan pengembangan teknologi didominasi oleh orientasi subsisten – orientasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orientasi komersial teknologi modern ini dapat dijumpai pada bidang (1) teknologi menjadi sangat bernilai tinggi setelah ia dapat mempercepat dan memperbanyak hasil proses produksi, karena itu (2) teknologi menjadi komoditi yang laku diperjualbelikan. Dengan kata lain, percepatan penemuan dan pengembangan teknologi modern untuk sebagian didorong oleh tuntutan pasar.

Keempat, akibat perkembangan yang pesat ini, teknologi modern dicirikan oleh sistem hak individual yang dilegalisasikan oleh paten. Sistem kepemilikan pada teknologi modern ialah kompensasi biaya yang harus dikeluarkan dalam proses menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Hal ini dikarenakan tidak setiap masyarakat mampu menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Dibutuhkan pendidikan dan keterampilan yang tinggi untuk dapat menemukan dan mengembangkan teknologi modern. Dengan adanya hak milik teknologi tersebut pihak lain tidak boleh meniru suatu teknologi baru. Meniru dan mengembangkan teknologi tersebut tanpa seizin pemilik hak patennya adalah suatu kejahatan

Kelima, teknologi modern memiliki nilai jual yang tinggi. Itulahsebabnya banyak yang tidak segan-segan menginvestasikan modal untuk melakukan penelitian dasar agar berhasil menciptakan dan mengembangkan sebuah teknologi baru sambil berharap bahwa bila berhasil menemukan dan mengembangkan teknologi tersebut ia akan memperoleh keuntungan yang besar. Akibat pergeseran orientasi penemuan dan pengembangan teknologi modern ini, pengembangan ilmu pengetahuan (yang merupakan bahan dasar penemuan dan pengembangan teknologi baru) juga berorientasi lebih praktis. Orientasi ilmu pengetahuan tidak lagi hanya untuk kesenangan semata. Sebagaimana ditunjukkan oleh legenda Aristoteles yang mengusir muridnya hanya karena muridnya itu menanyakan manfaat praktis matematika.

Keenam, teknologi modern menjadi salah satu faktor pendorongekspansi perusahaan-perusahaan multinasional yang telah melampaui kedaulatan negara. Berbagai penemuan dan pengembangan teknologi modern yang terkait dengan proses produksi memungkinkan berbagai perusahaan multinasional membuka pabrik di negara-negara Asia Tenggara setelah ia menerapkan sistem ban berjalan pada manajemenproduksinya.

TEKNOLOGI MODERN DAN PERADABAN BARAT

Teknologi di Abad Pertengahan

Pada masa Abad Pertengahan, perdagangan internasional masyarakat Barat dengan dunia Timur hampir lenyap sama sekali. Ketika itu negeri-negeri di pantai Selatan, laut Tengah, dan Spanyol ditaklukkan oleh Islam. Oleh karena itu, Abad Pertengahan disebut abad kegelapan. Tatanan sosial politik masa itu adalah tatanan masyarakat feodal, dengan struktur ekonomi yang masih sederhana. Tatanan sosial seperti itu sulit untuk melakukan perubahan.

Perdagangan baru mulai berkembang pada abad ke 11. Sejak itu, berkembang pula kota-kota sebagai pusat perdagangan. Muncullah kelompok-kelompok pengrajin yang disebut kaum warga kota, yang kontras dengan golongan bangsawan dan petani. Titik mula perkembangan masyarakat Eropa di Abad Pertengahan ini adalah Perang Salib.

Teknologi di Masa Pencerahan

Sesudah Abad pertengahan, mulailah periode Renaissance (pada abad ke-15 dan 16). Menyusul kemudian zaman Barok yang merupakan zaman peralihan ke zaman pencerahan.

Perubahan-perubahan penting terjadi di kalangan warga kota. Kaum pengrajin yang orientasinya pada perdagangan tidak lagi masuk dalam golongan kota. Warga kota diartikan sebagai mereka yang memperoleh pendapatan dari keuntungan usaha atau bunga modal. Dalam perkembangan selanjutnya kaum warga kota ini dapat menyaingi kaum rohaniwan dalam bidang ilmu pengetahuan dan budaya. Para rohaniwan mulai menurun pengaruhnya, kritik pun datang dari Luther dan Calvin terhadap otoritas gereja, kritik tersebut dapat memudarkan tatanan kolektivitas masyarakat. Akibatnya peta religius kegerejaan di Eropa berubah secara mendasar. Pergeseran peta religius kegerejaan ini memiliki pengaruh yang kuat bagi perubahan kebudayaan dan munculnya paham individualisme. Dalam perkembangan selanjutnya muncullah revolusi industri (di Inggris) yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang industri.

Teknologi Modern Kapitalisme

Pengertian kapitalisme memiliki empat kata kunci, yaitu: (1) berorientasi pada produksi, (2) memperjualbelikan hasil produksi sebagai komoditi melalui pasar, (3) mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dan (4) terjadi akumulasi keuntungan, modal dan kekayaan hanya pada beberapa orang saja. Pada erat kapitalisme ini segala sesuatu dianggap bernilai dan berguna bila ada permintaan dan penawaran dari pasar.

Teknologi merupakan sasaran yang paling efektif untuk terjadinya peningkatan proses produksi. Setelah revolusi industri, teknologi berperan sangat luar biasa dalam meningkatkan produksi yang berlipat ganda. Dengan penerapan teknologi dapat meminimkan biaya-biaya produksi, sebaliknya dapat memaksimumkan kualitas produksi.

ALIH TEKNOLOGI DAN KEPENTINGAN NEGARA MAJU

Perkembangan Teknologi dan Meluasnya Kolonialisme

Penemuan teknologi transportasi sebagai sistem navigasi perkapalan dan alat kompas mempercepat peluasan kolonialisme. Pelayaran orangorang Eropa ke belahan dunia lain yang pada mulanya untuk mendapatkan rempah-rempah, dan bahan-bahan mentah lainnya yang murah harganya pada akhirnya menguasai daerah-daerah penghasil tersebut. Apabila setelah terjadinya revolusi industri koloni Eropa seperti Inggris, Jerman, Spanyol, Portugis, dan jajahannya. Negara-negara kolonialis ini tidak saja membutuhkan bahan-bahan mentah yang murah harganya. Tetapi sekaligus untuk memasarkan hasil-hasil teknologinya ke daerah jajahannya. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Pola bahwa percepatan penguasaan teknologi membawa perluasan kolonialisme juga terjadi pada kasus Amerika Serikat yang merebut Filipina dari tangan Spanyol untuk memperoleh bahan mentah yang murah dan sekaligus dijadikan daerah pemasaran hasil-hasil industri.

Alih Teknologi dan Kepentingan

Negara-negara baru yang telah merdeka terutama di Asia dan Afrika membutuhkan pembangunan untuk kesejahteraan rakyatnya. Untuk itu antara lain diperlukan teknologi, karena negara-negara baru ini belum menguasai teknologi maka perlu melakukan alih teknologi dari negaranegara maju. Di sisi lain bagi negara-negara maju alih teknologi tersebut merupakan komoditi yang sangat menguntungkan. Dari komoditi teknologi tinggi ini negara-negara maju ini dapat menyumbang GNP negaranya. berkisar rata -rata sekitar 27% hingga 460%

Bagi negara-negara maju komoditi teknologi tinggi ini memiliki kepentingan strategis politik dan kepentingan ekonomi. Kepentingan strategis politik dimaksudkan untuk membantu sekutu-sekutu terutama kerja sama di bidang politik, pertahanan dan militer. Sedangkan

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! kepentingan ekonomi dimaksudkan sebagai perlakuan negara maju terhadap negara berkembang sebagai sumber penerimaan negaranya.

Alih Teknologi dan Kepentingan Negara Maju Kasus AS-Indonesia

Kepentingan negara maju seperti Amerika Serikat melakukan alih teknologi kepada negara berkembang seperti Indonesia mencakup kepentingan ekonomi dan strategik. Bagi negara maju, negara pengimpor Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! alih teknologi memiliki daya tarik, pertama, Indonesia sebagai negara berpenduduk terpadat ke-5 di dunia dapat dijadikan pangsa pasar yang potensial bagi komoditi teknologi negara maju. Kedua, Indonesia memiliki kekayaan alam dan mineral, juga memiliki iklim yang kondusif bagi penanaman modal asing. Ketiga, letak geografis dan sikap politik Indonesia memiliki arti yang strategis. Keempat, Indonesia memiliki pengaruh yang besar terhadap negara-negara dunia ketiga lewat ASEAN. Non Blok, dan negara-negara muslim.

Selain Amerika Serikat negara maju lainnya yang melakukan alih teknologi terhadap Indonesia adalah Jerman, dalam bidang industri pesawat terbang.

Globalisasi dan Peran Teknologi

Era globalisasi tak terhindarkan lagi merasuk ke semua masyarakatbangsa-bangsa di dunia. Sarana transportasi dan komunikasi sangat mendukung arus globalisasi ini. Kebudayaan masyarakat tidak lagi bersifat subsisten, tetapi sudah berubah ke arah orientasi pasar.

Globalisasi, Alih Teknologi, dan Peranan Perusahaan Multinasional

Pertimbangan utama yang mendorong perusahaan mengembangkan usahanya menjadi perusahaan multinasional adalah upah tenaga kerja yang rendah, biaya pengangkutan yang rendah, sumber bahan baku tersedia. cukup dan mudah diperoleh.

Di negara-negara berkembang. di mana perusahaan itu mengembangkan usahanya, terdapat dua pandangan terhadap keberadaan perusahaan multinasional, yaitu pertama, pandangan dari kaum dependensia, dan kedua pandangan dari kaum modernis.

Alih Teknologi dan Kompetisi

Etos keihatu-tan sho membawa Jepang mampu memelopori abad mikro elektronik. Produk teknologinya dirancang hemat energi, hemat bahan baku, hemat waktu dan hemat ruang. Pelayanan yang baik atas jasa purna jual, daya tarik rancangan dan mutu produk, dan hubungan perburuhan yang mantap mendorong perusahaan manufaktur transnasional Jepang mengalami pertumbuhan yang pesat.

Kendala yang dihadapi Jepang adalah upaya menembus pasar dunia adalah (1) bahasa Jepang bukan bahasa yang banyak dipakai. (2) jarak Jepang dengan pasar-pasar ekspor jauh.

Alih Teknologi Kuno Cina dan India

Hubungan dagang Indonesia kuno dengan Cina lebih bersifat substitusi, sebab Indonesia kuno hanya menggantikan beberapa komoditi perdagangan seperti yang dihasilkan oleh negara-negara Asia Timur.

Sedangkan hubungan dagang Nusantara (nama Indonesia dahulu) dengan India terjalin melalui perdagangan langsung. Melalui hubungan dagang ini alih budaya dari India, seperti pengaruh Hindu terjadi. Sekte Saiva Sidhanta memiliki pengaruh besar di Jawa dan Bali. Orang India menyambut Nusantara (nama Indonesia dahulu) sebagai pulau emas (Swarnadhipa) dan pulau perak (Jawadwipa).

Alih Teknologi dari Struktur

Pada masa pemerintahan kolonialis Belanda alih teknologi dilakukan melalui kelompok birokrat dan kelompok dokter atau insinyur. Kelompok birokrat memiliki kewenangan administrasi dan mengerti dunia birokrasi. Birokrasi yang bekerja di sektor perkebunan, perkeretaapian, pelabuhan misalnya lambat laun mereka mengerti masalah-masalah perkebunan, perkeretaapian, pelabuhan secara lebih baik. Demikian pula halnya para dokter atau insinyur yang bekerja di bidangnya masing-masing, pada gilirannya meningkatkan keahlian profesi mereka.

Sedangkan pada masa pendudukan Jepang alih teknologi di lakukan selain melalui kelompok birokrat dan dokter atau insinyur, juga melalui golongan tentara (Peta) yang semula disiapkan Jepang untuk melawan sekutu. Tentara (Peta) yang direkrut oleh Jepang ini pada gilirannya mampu menguasai teknologi kemiliteran (angkatan darat).

Alih Teknologi dan perubahan Sosial Budaya Pedesaan

Alih teknologi yang terjadi di masyarakat digolongkan ke dalam tiga pola yaitu 1) alih teknologi yang dibawa dan diterapkan oleh masyarakat itu sendiri; 2) alih teknologi yang dibawa dan diterapkan oleh orang dari luar masyarakat, dan 3) alih teknologi yang dibawa oleh orang luar yang akhirnya lambat laun diterapkan oleh masyarakat itu sendiri. Ketiga alih teknologi ini membawa pengaruh bagi proses perubahan masyarakat. Dalam menghadapi alih teknologi ini. masyarakat mengembangkan berbagai jenis adaptasi sesuai dengan kepentingan mereka.

Selama tiga dasawarsa masa pemerintahan orde baru, banyak hal yang telah dilakukan dalam upaya pembangunan masyarakat pedesaan. Pembangunan masyarakat pedesaan ini ternyata berdampak pada perubahan sosial budaya masyarakat. Perubahan yang dialami masyarakat desa ini, menurut Collier, adalah dalam bentuk 1) revolusi hijau. 2) revolusi transportasi, dan 3) revolusi komunikasi. Berbagai perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut mengindikasikan bahwa, masyarakat desa sedang mengalami proses transformasi secara menyeluruh yang mengubah semua unsur-unsur lokal tradisional masyarakat desa.

Alih Teknologi dan Struktur Okupasi Perkotaan

Salah satu wujud alih teknologi di Indonesia adalah dibangunnyaindustri-Industri di perkotaan. Pembangunan industri ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa kepadatan penduduk terus meningkat, semakin sempitnya lahan pertanian dan ketidakmungkinan untuk terus mempertahankan pola agraris.

Perkembangan sektor industri berdampak pada struktur okupasi/pekerjaan. Secara umum okupasi di perkotaan di bagi menjadi 2 bagian yaitu white collar dan blue collar.

Kelompok Strategis dan Peranannya dalam Proses Alih Teknologi

Dalam masalah alih teknologi, kelompok strategis ternyata memainkan peran yang cukup penting. Kelompok strategi ini terdiri atas teknokrat, pengusaha dan militer. Teknokrat bergerak secara konseptual Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,kerjakanlah latihan berikut! yaitu melahirkan berbagai rancangan pembangunan nasional di mana alih teknologi menjadi elemen utamanya. Di lain pihak para pengusaha bergerak di sektor yang lebih riil yaitu melalui industrialisasi dengan membangun dan mengelola pabrik. Sementara itu militer merupakan pengalih teknologi terdepan. Apabila peran dari para teknokrat dan pengusaha membawa pengaruh bagi perekonomian nasional maka tidak demikian dengan peran dari militer

Para teknokrat yang berperan dalam masalah alih teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu teknokrat-ekonom dan teknokratteknolog. Kedua kelompok ini mempunyai strategi pembangunan yang, berbeda. Para teknokrat-ekonom beranggapan bahwa untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional maka harus diterapkan strategi industrialisasi yang berorientasi ekspor dengan menekankan pada efisiensi, dan anti terhadap kebijakan proteksi. Sementara di lain pihak, kelompok teknokrat-ekonom cenderung memilih strategi yang berorientasi pada teknologi fisik, sehingga prioritasnya adalah pada proyek-proyek besar yang padat modal.

Sedangkan keterlibatan para pengusaha pada masalah alih teknologi ini nampak dan kecenderungan mereka untuk mendirikan pabrik-pabrik yang di dalamnya memasukkan teknologi-teknologi baru. Sebagai contohnya adalah perusahaan milik Drs. Tayeb Gobel di mana beberapa karyawannya dikirim ke luar negeri untuk mempelajari teknologi dan produk yang akan dipasarkan.

Keterlibatan militer dalam masalah alih teknologi terlihat dariusaha-usahanya memordenisir peralatan perangnya. Militer selalu berusaha mengirim orang-orang terbaiknya ke luar negeri untuk mempelajari teknologi peralatan perang di samping membeli peralatanperalatan perang yang baru.

Alih Teknologi dan Kesenjangan Sosial

Secara makro pembangunan ekonomi Orde Baru yang mengandalkan industrialisasi dapat dikatakan mengalami kesuksesan. Akan tetapi konsep penetesan ke bawah (tickle down effect) ternyata tidak mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kesadaran tentang hal ini menjadikan para perancang pembangunan selanjutnya lebih menekankan pada konsep pemerataan pembangunan.

Dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan ketidaksamaan pemerataan peranan teknologi sangat besar, karena perkembangan teknologi berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Dalam hal ini surplus ekonomi dianggap berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian maka, penetapan teknologi madya maupun teknologi tinggi sangat berdampak terhadap kesenjangan sosial.

Pilihan Teknologi dan Kepentingan Sosio Politik

Berdasarkan arah dan kebijakan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, nampak bahwa pengembangan teknologi dilakukan melalui industrialisasi yang memiliki pasaran yang jelas. Pengembangan teknologi diarahkan untuk meningkatkan produktivitas di sentra-sentra Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! industri. Di samping itu pengembangan teknologi juga ditujukan bagi peningkatan harga diri bangsa di mata internasional. Pengembangan teknologi nampaknya juga lebih mementingkan keterlibatan dunia usaha maupun perguruan tinggi.

Pengembangan teknologi lebih dirasakan sebagai semangat pertumbuhan ekonomi yang cenderung mengabaikan aspek pemerataan. Kesadaran tentang ketidakadilan ini menggeser orientasi pembangunan dengan mulai lebih menekankan pada pemerataan.

Teknologi Madya Versus Hight Tech

Dalam batas-batas tertentu pilihan orientasi pembangunan berpengaruh pada corak alih teknologinya. Pembangunan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi cenderung akan memilih teknologi tinggi. Sebaliknya pembangunan yang berorientasi pada pemerataan akan memilih teknologi madya.

Teknologi madya adalah teknologi yang padat karya yang tidak selalu membutuhkan banyak modal sehingga bisa dibangun di berbagai tempat. Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dipersyaratkan bagi pengoperasian teknisnya tidak terlalu tinggi sehingga teknologi madya ini bisa diakses oleh rakyat banyak. Dengan demikian maka teknologi madya ini mampu menyediakan lapangan kerja.

Perencanaan Alih Teknologi

Kenyataan menunjukkan bahwa kepentingan ekonomi dan politik sangat mempengaruhi penerimaan alih teknologi, termasuk di dalamnya kepentingan ekonomi dan praktek dari negara pengalih teknologi. Dengan demikian maka upaya pengembangan teknologi harus Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! merupakan upaya sadar, yang bisa di lakukan melalui kebijakan pemerintah dan mekanisme pasar.

Dalam perencanaan alih teknologi, corak teknologi mana yang akan lebih dikembangkan, seharusnya tidak menjadi kontroversi karena baik teknologi tinggi maupun teknologi madya merupakan dua hal yang saling melengkapi teknologi hendaknya dibangun di atas struktur sosial dan struktur ekonomi yang ada.
Sumber buku Sosiologi Alih Teknologi karya Gumilar R Somantri

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KESEHATAN

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KESEHATAN

Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi medis berlangsung melalui enam tahap.

Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya sosiologi medis.

Straus membedakan antara sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan

personalia dari berbagai disiplin, dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis.

Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan.

Para ahli pun membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori.

Twaddle merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dengan sosiologi medis. Menurutnya terjadinya pergeseranpergeseran dalam ketujuh dimensi tersebut mengakibatkan bergesernya sosiologi medis menjadi sosiologi kesehatan. Namun, sosiologi kesehatan merupakan bidang yang muda hingga kini bidang sosiologi medis masih tetap dominan.

Pandangan Ilmu Sosial dan Budaya Lainnya tentang Kesehatan

Masalah kesehatan dipelajari pula oleh antropologi medis, suatu bidang ilmu sosial yang erat kaitannya dengan sosiologi medis. Menurut Foster, kedekatan kedua bidang tersebut bersumber pada dua hal. Namun, beberapa hal khusus membedakan keduanya; ada tiga hal yang membedakan antropologi medis dengan sosiologi medis. Foster menyebutkan tiga faktor yang hanya dijumpai pada antropologi medis. Foster dan Anderson pun membedakan antara antropologi mengenai bidang medis dan antropologi dalam bidang medis.

Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan etnomedisin. Pandangan masyarakat tradisional terhadap masalah psikiatri dan cara-cara mereka menanganinya merupakan suatu pokok bahasan suatu cabang khusus dalam etnomedisin yang dikenal dengan nama etnopsikiatri, psikiatri lintas budaya atau psikiatri transkultural.

Masalah kesehatan dapat ditinjau dari segi ilmu ekonomi kesehatan. Karena sumber daya jumlahnya terbatas, sedangkan manusia mempunyai bermacam-macam keperluan maka terjadi persaingan untuk memperoleh sumber daya yang dapat dialokasikan untuk keperluan kesehatan. Masalah pengalokasian sumber daya ke dalam maupun di dalam bidang kesehatan inilah yang dipelajari ekonomi kesehatan.

Bidang hukum merupakan suatu bidang yang erat sangkut-pautnya dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi warga masyarakat. Ketentuan yang mengatur masalah kesehatan kita jumpai di berbagai cabang ilmu hukum. Masalah kesehatan pun mempunyai aspek-aspek yang menarik perhatian ahli ilmu politik.

Menurut Davidoff dalam psikologi dikenal bidang psikologi kesehatan, yang didefinisikannya sebagai sumbangan disiplin psikologi terhadap promosi dan pemeliharaan kesehatan. Masalah kesehatan yang dikaji psikologi dapat terdiri atas perilaku maupun proses mental.

PANDANGAN SOSIOLOGI MENGENAI KESEHATAN DAN PENYAKIT

Definisi Kesehatan dan Penyakit

Wolinsky menjelaskan bahwa bagi dokter simtom dan tanda penyakit merupakan bukti gangguan biologis pada tubuh manusia yang memerlukan penanganan medis. Dari sudut pandang medis, kesehatan ialah ketiadaan simtom dan tanda penyakit. Wolinsky selanjutnya mengemukakan beberapa keberatan terhadap definisi kesehatan menurut kalangan medis ini.

Definisi medis ini lebih sempit daripada definisi WHO, yang mencakup baik kesejahteraan fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada ketiadaan penyakit ataupun kelesuan. Namun, menurut Mechanic definisi WHO ini sulit dioperasionalisasikan untuk membedakan orang sehat dan orang sakit.

Konsep kesehatan dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan Blum. Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Definisi yang menyerupai definisi WHO kita jumpai dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Menurut definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak. Menurut Parson pula, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat.

Ternyata definisi kesehatan yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut di atas serupa kita jumpai pula di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan definisi positif.

Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang kesinambungan sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu sistem biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial seseorang.

Masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas. Menurut Parson ini disebabkan karena (1) penyakit mengganggu berfungsinya seseorang sebagai anggota masyarakat dan (2) penyakit, apalagi kematian dini, merugikan kepentingan masyarakat yang telah mengeluarkan biaya besar bagi kelahiran, pengasuhan dan sosialisasi anggota masyarakat.

Tipologi Sehat dan Perilaku Sakit

Wolinsky membedakan delapan macam keadaan sehat, yaitu (1) sehat secara normal, (2) pesimis, (3) sakit secara sosial, (4) hipokondrik, (5) sakit secara medis, (6) martir, (7) optimis, dan (8) sakit serius.

Anggota masyarakat yang merasakan penyakit akan menampilkan perilaku sakit. Menurut Mechanic perilaku sakit merupakan perilaku yang ada kaitannya dengan penyakit. Di bidang sosiologi kesehatan dikenal pula konsep lain yang berkaitan, yaitu perilaku upaya kesehatan.

Tanggapan seseorang terhadap suatu penyakit ditentukan oleh berbagai faktor. Mechanic menyebutkan sepuluh faktor atau variabel yang mempengaruhi tanggapan baik si penderita sakit sendiri maupun orang lain terhadap situasi sakit seseorang. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!

Scambler menawarkan suatu klasifikasi yang lebih singkat, yang terdiri atas enam kategori.

KESEHATAN DAN PENYAKIT DARI SUDUT PANDANG SOSIAL

Pengertian dan Konsep Penyakit

Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness. Bagi Conrad dan Kern disease merupakan gejala biofisiologi yang mempengaruhi tubuh. Menurut Field disease adalah konsep medis mengenai keadaan tubuh tidak normal yang menurut para ahli dapat diketahui dari tanda dan simtom tertentu. Sarwono merumuskan disease sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan lingkungan, baginya disease bersifat objektif.

Bagi Conrad dan Kern illness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Bagi Field illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Sarwono merumuskan illness sebagai penilaian individu terhadap pengalaman menderita penyakit; baginya maupun bagi Field illness bersifat subjektif.

Muzaham menerjemahkan istilah disease menjadi penyakit, dan illness menjadi keadaan-sakit, sedangkan Sarwono pun menerjemahkan istilah disease menjadi penyakit, tetapi menerjemahkan istilah illness menjadi sakit.

Dalam setiap masyarakat dijumpai suatu sistem medis. Menurut definisi Foster, sistem medis mencakup semua kepercayaan tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan serta pengetahuan ilmiah maupun keterampilan anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut. Foster mengidentifikasikan pula beberapa unsur universal dalam berbagai sistem medis tersebut.

Penyakit merupakan suatu produk budaya. Menurut Geest dalammasyarakat berbeda penyakit dinyatakan secara berbeda, dijelaskan secara berbeda, dan dikonstruksikan secara berbeda pula.

Kontruksi Sosial Mengenai Penyakit

Sejumlah pengamat masalah kesehatan mengemukakan bahwa penyakit merupakan konstruksi sosial. Contoh mengenai penyakit sebagai konstruksi sosial ini antara lain disajikan oleh Conrad dan Kern, yang membahas konstruksi sosial perempuan sebagai makhluk lemah dan tidak rasional yang terkungkung oleh faktor khas keperempuanan seperti organ reproduktif dan keadaan jiwa mereka, dan kecenderungan untuk mengkonstruksikan sindrom pramenstruasi dan menopause sebagai gangguan kesehatan yang memerlukan terapi khusus. Contoh berikut disajikan oleh Diederiks, Joosten dan Vlaskamp, yang mengkhususkan pembahasan mereka pada konstruksi sosial cacat fisik dan mental. Contoh lain disajikan oleh Brumberg, yang membahas Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! konstruksi sosial gejala anorexia nervosa di kalangan perempuan Barat. Contoh terakhir bersumber pada tulisan Nijhof, yang didasarkan pada otobiografi pengidap penyakit kronis.

KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIAL

Hubungan Kesehatan dengan Kelas Sosial, Gaya Hidup, dan Jenis Kelamin

Penyakit tidak terdistribusi secara merata di kalangan penduduk. Masalah kelompok mana yang menderita penyakit apa merupakan bidang kajian yang dinamakan epidemiologi.

Data dari berbagai negara memaparkan adanya hubungan antara kesehatan dan kelas sosial. Perbedaan mortalitas antarkelas disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung isemia, kanker paru-paru, penyakit serebrovaskular, bronkitis, kecelakaan kendaraan bermotor, pneumonia dan bunuh diri.

Meskipun antara dua negara bagian AS yang bertetangga, Utah dan Nevada, tidak dijumpai banyak perbedaan di bidang pendapatan per kapita, persentase penduduk yang tinggal di perkotaan, jumlah dokter per 100.000 penduduk, rata-rata tingkat pendidikan formal penduduk, struktur usia penduduk, komposisi ras, perbandingan laki-laki dan perempuan serta lingkungan fisik, namun antara keduanya dijumpai perbedaan mencolok di berbagai bidang kesehatan. Penjelasannya dicari pada perbedaan gaya hidup penduduk kedua negara bagian tersebut. Dari kasus ini disimpulkan bahwa tersedianya sarana kesehatan dan tingginya penghasilan tidak dengan sendirinya menjamin kesehatan masyarakat.

Ketidaksamaan distribusi morbiditas dan mortalitas kita jumpai pula antara laki-laki dan perempuan. Salah satu faktor sosial yang terkait dengan perbedaan mortalitas laki-laki dan perempuan perbedaan perilaku, antara lain disebabkan perbedaan sosialisasi peran.

Merokok yang mengakibatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu merupakan kebiasaan yang dalam banyak masyarakat lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki daripada oleh kaum perempuan. Hal yang sama berlaku bagi konsumsi minuman keras.

Faktor sosial lain yang menyebabkan perbedaan mortalitas laki-laki dan perempuan ialah kenyataan bahwa laki-laki lebih sering melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berbahaya. Temuan menarik lain ialah adanya perbedaan mortalitas laki-laki dan perempuan dalam angka bunuh diri. Dalam kasus tertentu faktor sosial justru mengakibatkan mortalitas lebih tinggi di kalangan perempuan.

Hubungan Kesehatan dengan Usaha dan Etnisitas

Masalah kesehatan penduduk meningkat sejalan dengan meningkatnya usia. Orang usia lanjut biasanya menderita penyakit degeneratif dan penyakit kronis. Mereka mempunyai angka morbiditas tertinggi sehingga tuntutan akan pelayanan kesehatan meningkat pula. Mereka semakin sulit mandiri dan semakin tergantung pada orang lain. Berbagai gangguan kesehatan tidak teratasi karena faktor sosial, seperti ketidaktahuan dan faktor ekonomi. Faktor sosial yang terkait dengan usia lanjut ialah ageism, suatu sistem diskriminasi yang mengandung stereotip yang menggambarkan orang usia lanjut sebagai orang yang sakit, miskin dan kesepian.

Data dari berbagai masyarakat sering menunjukkan bahwa etnisitas atau ras warga terkait dengan keadaan kesehatan mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan kesehatan antara kelompok mayoritas etnik dan ras dengan kelompok minoritas ialah kelas sosial.

Faktor sosial yang diduga merupakan penyebab utama masalah kematian ialah kemiskinan yang gawat, dan kelangkaan akses ke pelayanan kesehatan dasar. Upaya yang disarankan ialah pengalihan upaya pencegahan maupun pengobatan dari rumah sakit, klinik, dan ruang gawat darurat ke pelayanan langsung ke komunitas berisiko paling tinggi, dan kampanye pendidikan intensif. Temuan lain yang menyangkut perbedaan distribusi penyakit antar-ras ialah hubungan bahwa jumlah pemuda Kulit Putih yang dinyatakan tidak memenuhi syarat mengikuti wajib militer karena alasan medis selalu lebih banyak daripada jumlah pemuda Kulit Hitam. Perbedaan ini diduga disebabkan karena orang Kulit Putih lebih mudah menjalankan peran sakit daripada orang Kulit Hitam.

Data mengenai keadaan kesehatan kelompok-kelompok minoritas etnik yang menetap di Inggris menunjukkan lebih tingginya prevalensi morbiditas dan mortalitas tertentu di kalangan kelompok etnis tertentu daripada di kalangan penduduk setempat.

Perbedaan sistem medis antara kaum migran dan penduduk setempat pun merupakan salah satu faktor yang menjadi penyebab perbedaan kesehatan.

PETUGAS KESEHATAN

Dokter dan Pasien

Kajian awal terhadap hubungan dokter-pasien dalam sosiologi dipelopori Henderson. Di antara berbagai tema sosiologi yang dikajinya kita jumpai tema konsep sistem dan sistem sosial serta tema sosiologi medis. Pemikiran Henderson kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Talcott Parsons, antara lain dalam tulisannya mengenai praktik medis modern.

Salah satu tulisan Parsons yang sangat berpengaruh dalam sosiologi kesehatan dimuatnya dalam buku The Social System. Baginya praktik medis merupakan mekanisme dalam sistem sosial untuk menanggulangi penyakit para anggota masyarakat. Salah satu sumbangan pikiran penting Parsons bagi sosiologi ialah lima pasangan variabel yang dinamakannya variabel pola. Parsons membahas pula peran sakit. Baginya sakit merupakan suatu peran sosial, dan seseorang yang sakit mempunyai sejumlah hak maupun kewajiban sosial. Menurut Parsons situasi seorang pasien ditandai oleh keadaan ketidakberdayaan dan keperluan untuk ditolong, ketiadaan kompetensi teknis, dan keterlibatan emosional.

Menurut Parsons peran dokter terpusat pada tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan pasien, yaitu mendorong penyembuhan penyakitnya dalam batas kemampuannya. Untuk melaksanakan tanggung jawabnya ini dokter diharapkan untuk menguasai dan dan menggunakan kompetensi teknis tinggi dalam ilmu kedokteran dan teknik-teknik yang didasarkan kepadanya.

Untuk kepentingan penyembuhan pasien, tidak jarang hubungan dokter-pasien melibatkan hal yang bersifat sangat pribadi. Di samping kontak fisik dengan pasien dokter pun dapat menanyakan hal sangat pribadi yang biasanya tidak diungkapkan kepada orang lain. Sumber ketegangan lain yang dikemukakan Parsons ialah adanya ketergantungan emosional pada dokter.

Pendekatan Teoritis dan Kajian Empiris

Menurut pendekatan interaksionisme simbolik baik dokter maupun pasien mempunyai gambaran mereka sendiri mengenai kenyataan sosial, yang mempengaruhi interaksi di antara mereka. Kajian interaksionisme simbolik terhadap hubungan dokter-pasien menekankan pada kesenjangan dalam harapan dan kemungkinan terjadinya konflik.

Pandangan Parsons mengenai peran sakit telah memperoleh tanggapan sejumlah ahli sosiologi. Empat hal yang dipermasalahkan oleh para ahli sosiologi ialah tipe penyakit, keanekaragaman dalam tanggapan individu dan kelompok, hubungan petugas kesehatan dengan pasien, dan orientasi kelas menengah.

Sejalan dengan perjalanan waktu mulai berkembang pekerjaan yang berhubungan dengan bantuan kepada dokter dalam pelaksanaan tugasnya. Pekerjaan petugas kesehatan non-dokter ini dalam literatur sering disebut sebagai paraprofesi. Ciri utama yang membedakan status profesi dengan pekerjaan ialah ada-tidaknya otonomi. Oleh karena petugas kesehatan non-dokter tidak memiliki otonomi profesional melainkan didominasi dan dikendalikan oleh dokter maka pekerjaan mereka digolongkan ke dalam okupasi, bukan profesi.

Perbedaan lain antara kelompok paraprofesi dengan profesi dokter ialah bahwa pekerja kesehatan non-dokter lebih responsif terhadap pasien dan lebih berorientasi pada mereka daripada para dokter.

Perawat merupakan paraprofesi yang paling dikenal. Sejarah pekerjaan perawat dapat dibagi dalam dua periode: zaman sebelum dan sesudah Florence Nightingale. Sebelum Florence Nightingale perawat dianggap sebagai pengganti ibu. Setelah itu, Florence Nightingale mengubah citra perawat dari pengganti ibu menjadi perawat profesional.

KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Kesehatan dan Lingkungan Fisik

Lingkungan mempunyai dampak terhadap berbagai segi kehidupan masyarakat. Dalam membahas dampak lingkungan terhadap kesehatan para ahli membedakan antara lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam bencana buatan manusia umumnya masyarakat baru mulai memikirkan langkah-langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mencegah terulangnya peristiwa serupa setelah dampak negatif tersebut terwujud.

Suatu masalah kesehatan lingkungan yang kini dihadapi masyarakat yang melaksanakan industrialisasi ialah pencemaran air. Pemanfaatan air tercemar untuk kebutuhan setiap hari mengakibatkan kematian dan berbagai penyakit.

Penurunan kualitas udara karena pencemaran udara oleh gas atau debu dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan. Pencemaran udara karena kebakaran hutan telah membawa berbagai dampak negatif bagi kesehatan lingkungan. Penduduk daerah perkotaan yang menghirup udara yang tercemar gas buang kendaraan bermotor serta kotoran dan gas yang disalurkan melalui cerobong asap pabrik menghadapi risiko terkena berbagai penyakit. Banyak warga masyarakat dalam jangka waktu lama berada di ruang tertutup dengan udara yang didinginkan alat penyejuk menghirup udara tercemar sehingga menghadapi risiko terkena berbagai gangguan kesehatan, seperti asma.

Kesehatan terancam pula oleh berbagai bentuk lain pencemaran lingkungan fisik. Lalu lintas pun merupakan lingkungan fisik yang mempengaruhi kesehatan manusia. Lingkungan fisik lain yang diidentifikasikan sebagai faktor penyebab gangguan kesehatan ialah perumahan, hidup berkerumun dan kepadatan penduduk. Sering kali berbagai jenis pencemaran terjadi secara bersamaan.

Kesehatan dan Lingkungan Sosial

Gangguan kesehatan dapat datang dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup dalam lingkungan sosial yang membuat mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaan-perasaan demikian dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan Umberson mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara hubungan sosial dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social support bagi kesehatan.

Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga masyarakat dengan berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada pula warga masyarakat yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun kecurigaan warga masyarakat bahwa lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit kemudian sering diikuti dengan berbagai bentuk tindakan terhadap mereka yang dianggap bertanggung jawab.

Tindakan terhadap organisasi yang mencemari kesehatan lingkungan fisik melibatkan berbagai pihak, seperti community at risk, berbagai kelompok dan organisasi lain yang peduli terhadap komunitas berisiko, dan pemerintah. Sasaran tindakan komunitas berisiko beserta pendukung mereka ini umumnya terdiri atas perusahaan milik negara ataupun swasta yang proses produksi atau distribusinya membahayakan kesehatan karyawannya atau lingkungan sekitarnya atau yang memproduksi atau mengedarkan produk yang dianggap membahayakan kesehatan konsumennya. Tindakan dapat pula ditujukan pada instalasi yang direncanakan akan dibangun karena dikhawatirkan akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Tindakan memperjuangkan kesehatan lingkungan tersebut ada yang berbentuk perilaku kolektif dan ada yang berbentuk gerakan sosial. Pihak yang dituntut biasanya akan menempuh berbagai upaya hukum maupun politik untuk mempertahankan kepentingan ekonominya atau bahkan untuk melakukan tuntutan balik.

UPAYA KESEHATAN

Upaya Kesehatan Kuratif, Preventif dan Promotif

Di negara dengan sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya kuratif mulai berkembang berbagai kritik terhadap sistem tersebut. Para pengkritik menyarankan agar sistem pelayanan kesehatan beralih ke upaya preventif dan perawatan penderita penyakit kronis. Di samping kedua macam upaya tersebut di atas kita menjumpai pula upaya promosi kesehatan.

Dalam upaya pencegahan medis dibedakan tiga jenjang intervensi klinis, yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tertier. Ada pembedaan antara tiga jenjang pencegahan, yaitu pencegahan pada jenjang medis, pencegahan pada jenjang perilaku, dan pencegahan pada jenjang struktur.

Upaya Preventif : Kasus HIV/AIDS

HIV merupakan sejenis virus yang ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui pertukaran darah atau cairan tubuh. Oleh karena mengakibatkan defisiensi pada ketahanan tubuh manusia maka virus ini diberi nama HIV. Adanya berbagai penyakit tertentu merupakan sindrom yang menjadi indikasi bahwa orang dengan HIV telah mengidap apa yang dinamakan penyakit AIDS.

Oleh karena HIV/AIDS merupakan PMS maka yang paling rentan terhadap infeksi HIV/AIDS maupun PMS lain ialah orang yang terlibat dalam perilaku risiko tinggi yaitu mereka yang sering berganti pasangan seks tanpa menggunakan alat pelindung. Selain melalui hubungan seks, yang merupakan cara penularan dominan, dan maka infeksi HIV/AIDS dapat pula terjadi melalui cara-cara lain, seperti infeksi janin dalam kandungan orang dengan HIV/AIDS; infeksi intravena; prosedur tindak medis invasif; kontak dengan darah atau cairan tubuh orang dengan HIV/AIDS.

Mengingat bahwa infeksi HIV/AIDS cenderung terjadi di kalangan orang yang berperilaku risiko tinggi maka perilaku dan gaya hidup inilah yang menjadi sasaran intervensi upaya pencegahan. Di kalangan para pemerhati masalah HIV/AIDS dikenal apa yang dinamakan rumus ABC: abstinence (abstinensi), be faithful (setialah), dan kondom (condom). Pencegahan dilakukan dengan kegiatan yang biasanya dinamakan KIE (komunikasi, informasi, edukasi). Kegiatan KIE bertujuan mengubah perilaku, pengetahuan, sikap, dan keyakinan warga masyarakat.

Upaya intervensi perilaku tidak terbatas pada orang yang berperilaku risiko tinggi melainkan mencakup pula berbagai kalangan masyarakat. Berbagai program KIE mengenai HIV/AIDS yang dijumpai dalam masyarakat lain dan kini telah mulai dilaksanakan dalam masyarakat kita ialah intervensi kelompok risiko tinggi, program pendidikan di tempat kerja, program pendidikan kesehatan di sekolah, intervensi komunitas, intervensi melalui media massa.

Intervensi di bidang struktur sosial diarahkan pada perubahan struktur sosial, sistem sosial, dan lingkungan melalui perundangundangan dan kebijakan. Penanggulangan masalah seks komersial yang menjadi sumber penyebaran PMS dan HIV/AIDS menuntut adanya intervensi struktural, bukan hanya intervensi perilaku.

Dalam upaya promosi kesehatan dijumpai dua pendekatan, yaitu pendekatan individual dan pendekatan struktural. Dari strategi komprehensif promosi kesehatan yang dirumuskan WHO nampak bahwa badan dunia ini menganut pendekatan struktural. Dari perumusan tujuan utama Departemen Kesehatan serta strategi untuk mewujudkannya dapat kita simpulkan bahwa yang kita anut ialah baik pendekatan individual maupun struktural.

SISTEM MEDIS ALTERNATIF

Makna dan Pengertian Sistem Alternatif

Dalam berbagai masyarakat kita menjumpai lebih dari satu sistem medis. Ada sistem medis yang berkembang dalam masyarakat Barat dan yang oleh para ahli diberi berbagai nama. Di luar itu, ada sistem medis masyarakat non-Barat yang oleh orang Barat dinamakan sistem medis primitif, non-Barat, tradisional, rakyat (folk medicine), pribumi, non- Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! ilmiah. Dalam sistem pelayanan kesehatan kita yang dinamakan pengobatan tradisional ialah upaya pengobatan atau perawatan di luar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan.

Kleinman membuat klasifikasi dengan membedakan tiga macam pelayanan medis lokal (local health care systems), yaitu sistem pelayanan kesehatan populer (popular), sistem pelayanan kesehatan rakyat (folk), dan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi ke biomedisa Barat.

Salah satu bentuk sistem medis alternatif, menurut Conrad dan Kern, terdiri atas berbagai bentuk kegiatan yang berpusat pada komunitas berupa sistem medis yang bersifat swadaya dengan menekankan pada pertolongan pada diri sendiri maupun perawatan diri sendiri.

Menurut Aakster istilah alternatif mengacu pada sistem medis di luar metode normal yang berlaku dengan beberapa ciri yang membedakannya dengan sistem medis modern, seperti biayanya tidak dijamin asuransi kesehatan, metodenya tidak diajarkan di perguruan tinggi, metodenya didasarkan pada pandangan lain mengenai penyakit dan pandangan lain mengenai hubungan antara tenaga kesehatan dengan penderita penyakit.

Aakster membedakan beberapa tipe sistem medis alternatif, yaitu yang memakai metode diagnosis atau perawatan yang menyimpang, yang mempunyai pandangan menyimpang mengenai penyakit, yang mempunyai gambaran menyimpang mengenai penyakit atau manusia, dan sistem medis Timur.

Salah satu sistem medis alternatif faith healing, yaitu penggabungan penyembuhan dengan keyakinan pada kekuatan adikodrati. Ada yang menggabungkannya dengan ilmu kesehatan modern, dan yang melakukannya secara mandiri.

Menurut Wallis penelitian telah menemukan adanya hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan, namun di kalangan para ahli masih belum ada kesepakatan mengenai faktor penyebab adanya hubungan tersebut. Pun masih belum ada kesepakatan apakah dari berbagai temuan penelitian tersebut dapat dibuat generalisasi.

Pemanfaatan Sistem Medis Alternatif

Para ahli menyebutkan berbagai alasan mengapa sistem medis alternatif tumbuh dan berkembang. Disebutkan bahwa sistem medis alternatif dinilai lebih baik daripada sistem medis konvensional; adanya kesadaran bahwa sistem medis konvensional pun mempunyai keterbatasan; biaya sistem medis alternatif lebih murah daripada biaya sistem medis konvensional.

Menurut Kalangie dalam menghadapi sistem medis berbeda warga masyarakat menerapkan hierarchy of resort in curative practices, yaitu pilihan tertentu yang sering berurutan. Untuk gangguan tidak dianggap serius orang berpaling ke pengobatan atau perawatan di rumah; bila ini tidak berhasil, orang berpaling ke penyembuh tradisional; bila gagal, orang berpaling ke sistem medis modern.

Kemungkinan lain adalah bahwa orang berpaling dari perawatan di rumah ke ilmu kesehatan modern, namun tidak memperoleh hasil yang diharapkan sehingga berpaling ke upaya tradisional.

Kalangie mengidentifikasikan lima faktor yang mendasari keputusan seseorang untuk memilih suatu sistem medis tertentu, yaitu gambaran mengenai kegawatan penyakit, pengalaman di masa lalu dengan berbagai sistem medis, pengetahuan dan keterampilan terapeutik dalam keluarga dan nasihat pihak lain, biaya komparatif sistem medis berbeda; dan kenyamanan relatif dan ketersediaan sistem medis.

Pertumbuhan dan penyebarluasan sistem medis alternatif dalam masyarakat Barat ada yang berlangsung melalui suatu proses gerakan sosial untuk mengubah struktur perawatan medis yang kemudian menghasilkan pelembagaan berbagai sistem medis alternatif tersebut.

PENYELENGGARAAN SISTEM MEDIS MODERN

Medikalisasi dan Dimedikalisasi

Zola berpandangan bahwa proses medikalisasi kehidupan sehari-hari telah menjadikan masalah kesehatan semakin penting bagi keberadaan manusia sehingga bidang medis telah menjadi suatu institusi pengendalian sosial utama dalam masyarakat. Zola pun mengemukakan bahwa gejala sehat dan sakit sering dihubung-hubungkan dengan masalah moral. Selanjutnya, Zola menyebutkan empat cara medikalisasi.

Jary dan Jary mendefinisikan medikalisasi sebagai cara memandang perilaku yang tak dikehendaki sebagai penyakit yang memerlukan intervensi sehingga penilaian medis diperluas ke bidang politik, moral dan sosial. Abercrombie, Hill, dan Turner merumuskannya sebagai penempelan merek medis pada perilaku yang secara moral dan sosial dianggap tak dikehendaki, sedangkan Marsh
Sumber buku Sosiologi Kesehatan karya Kamanto Sunarto

Jumat, 13 November 2009

Karakter Dari Golongan Darah

Golongan darah A
1. Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius, sabar dan kalem atau cool, bahasa kerennya.
2. Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas, bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala.
3. Sebelum melakukan sesuatu mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara matang. Mereka mengerjakan segalanya dengan sungguh-sungguh dan secara konsisten.
4. Mereka berusaha membuat diri mereka se wajar dan ideal mungkin.
5. Mereke bisa kelihatan menyendiri dan jauh dari orang-orang.
6. mereka mencoba menekan perasaan mereka dan karena sering melakukannya mereka terlihat tegar. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan lain sebagainya.
7. Mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat. Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang ber’temperamen’ sama.

Golongan darah B

1. Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik terhadap segalanya.
2. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak kegemaran dan hobby. Kalau sedang suka dengan sesuatu biasanya mereka menggebu-gebu namun cepat juga bosan.
3. Tapi biasanya mereka bisa memilih mana yang lebih penting dari sekian banyak hal yang di kerjakannya.
4. Mereka cenderung ingin menjadi nomor satu dalam berbagai hal ketimbang hanya dianggap rata-rata. Dan biasanya mereka cenderung melalaikan sesuatu jika terfokus dengan kesibukan yang lain. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara berbarengan.
5. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan yang ada didalam diri mereka.
6. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin bergaul dengan banyak orang.


Golongan darah O

1. Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut.
2. Figur mereka terlihat sebagai orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk curhat (tempat mengadu).
3. Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang lain.
4. Mereka biasanya di cintai oleh semua orang, “loved by all”. Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mempunyai pendapatnya sendiri tentang berbagai hal.
5. Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan sangat mudah menerima hal-hal yang baru.
6. Mereka cenderung mudah di pengaruhi oleh orang lain dan oleh apa yang mereka lihat dari TV.
7. Mereka terlihat berkepala dingin dan terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O ini di cintai.

Golongan darah AB

1. Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif, lembut.
2. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian.
3. Disamping itu mereka keras dengan diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya.
4. Mereka jadi cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian.
5. Mereka sering menjadi orang yang sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam.
6. Mereka mempunyai banyak teman, tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-persoalan mereka.